Tulisan ini tentunya sudah pernah dibaca karena pernah beredar di media sosial dan dunia maya, namun tidak ada salahnya penulis memposting ulang untuk pencerahan, khususnya untuk diri penulis sendiri.
Hidup Semakin Indah dengan Memberi dan Berbaik Sangka
Seorang dosen tengah berjalan santai bersama seorang mahasiswa di taman kampus, keduanya melihat sepasang sepatu yg sudah usang dan lusuh. Mereka berdua yakin kalau itu adalah sepatu milik pekerja kebun yang sebentar lagi akan menyelesaikan pekerjaannya.
Sang mahasiswa melihat kepada dosennya dan berkata, “Bagaimana kalau kita candai tukang kebun ini dengan menyembunyikan sepatunya, kemudian kita bersembunyi di belakang pepohonan, nanti ketika dia datang, kita lihat bagaimana dia kaget dan cemas karena kehilangan sepatunya.”
Dosen itu menjawab, “Mahasiswaku, tidak pantas kita menghibur diri dengan mengorbankan orang miskin. Kamu kan seorang yang kaya, dan kamu bisa saja menambah kebahagiaan untuk dirinya. Sekarang coba kamu masukkan beberapa lembar uang kertas ke dalam sepatunya, kemudian saksikan bagaimana respon dari tukang kebun miskin itu?”
Sang mahasiswa takjub dengan usulan dosennya. Dia langsung memasukkan beberapa lembar uang ke dalam sepatu tukang kebun itu. Setelah itu, ia bersembunyi di balik semak-semak bersama dosennya sambil mengintip apa yang akan terjadi dengan tukang kebun.
Tak beberapa lama, datanglah tukang kebun itu. Sambil mengibas-ngibaskan kotoran debu dari pakaiannya, dia menuju tempat dia meninggalkan sepatu sebelum bekerja. Ketika ia memasukkan kakinya ke dalam sepatu, ia menjadi terperanjat, karena ada sesuatu yang mengganjal di dalamnya. Saat ia keluarkan, ternyata ‘uang’. Dia memeriksa sepatu yang satunya lagi, ternyata juga berisi ‘uang’. Dia memandangi uang itu berulang-ulang seolah ia tidak percaya dengan penglihatannya. Ia pun memutar pandangannya ke segala penjuru, namun ia tidak melihat seorang pun.
Sambil menggenggam uang itu, lalu ia berlutut sambil menengadah ke langit dan berucap, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan… Tuhanku Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Engkau Yang Maha Tahu, istriku sedang sakit dan anak-anakku kelaparan, mereka belum mendapatkan makanan hari ini. Engkau telah menyelamatkanku, anak-anakku dan istriku dari penderitaan…”
Dengan kepolosannya, dia terus menangis terharu sambil memandangi langit sebagai ungkapan rasa syukurnya atas karunia dari Tuhan.
Sang mahasiswa sangat terharu dengan pemandangan yang dilihatnya dari balik persembunyian itu. Air matanya menetes tanpa dapat ia bendung.
Sang dosen yang bijak tersebut pun berkata kepada mahasiswanya, “Bukankah sekarang kamu merasakan kebahagiaan yg lebih dari pada kamu melakukan usulan pertama dengan menyembunyikan sepatu tukang kebun miskin itu?”
Sang mahasiswa menjawab, “Aku telah mendapatkan pelajaran yang tidak akan aku lupakan seumur hidupku. Sekarang aku paham makna kalimat : Ketika kamu memberi, kamu akan memperoleh kebahagiaan yang lebih banyak daripada ketika kamu diberi”
Pemberian bisa berbagai macam bentuk, diantaranya:
- Berbaik sangka dan menghilangkan prasangka buruk
- Memaafkan kesalahan orang di saat kamu mampu melakukan balas dendam
- Menahan diri dari membicarakan aib sesama kita di belakangnya
- Mendoakan teman dan saudaramu di belakangnya (tanpa sepengetahuannya)
Marilah saling ‘memberi dan berbuat baik’, hidup kita akan menjadi lebih indah. Semoga kita menjadi lebih baik dan bermanfaat untuk sesama.
Sumber : Internet & Medsos